Hendaknya seorang yang akan belajar agama, ia memulainya dari Aqidah terlebih dahulu, hal ini sesuai dengan nash :
كنَّا معَ النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ ونحنُ فتيانٌ حزاورةٌ فتعلَّمنا الإيمانَ قبلَ أن نتعلَّمَ القرآنَ ثمَّ تعلَّمنا القرآنَ فازددنا بِه إيمانًا
“Dahulu kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami waktu itu masih anak-anak yang mendekati baligh. Kami mempelajari iman sebelum mempelajari Al-Qur’an. Kemudian setelah itu kami mempelajari Al-Qur’an, sehingga bertambahlah iman kami pada Al-Qur’an.(Shahih Ibni Majah No. 52 , hadist dari Jundub bin ‘Abdillah )
Diantara faidah hadist ini yakni :
- Semangatnya para anak-anak yang mendekati baligh dari kalangan shahabat untuk mempelajari keimanan ( aqidah ) terlebih dahulu sebelum beribadah baik dari segi perkataan ataupun perbuatan.
- Menjelaskan kepada kita juga, bahwasanya anak anak yang mendekati baligh dari kalangan shahabat semangat dalam belajar Al Quran dan menghafalnya.
- Semangat dalam menuntut ilmu syar’i dan bersabar dalam pembelajaran.
- Pentingnya beriman kepada Allah Ta’ala kemudian para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir, serta beriman kepada takdir baik dan buruknya, dikarenakan ini adalah dasar-dasar aqidah yang shahihah ( benar ), dan ini adalah rukun-rukun iman yang benar, yang mana para sahabat radhiyallahu ‘anhum mempelajarinya, hal ini dilakukan sebelum mereka belajar dan membaca Al-Quran. Maka tatkala mereka membaca kitabullah dan mempelajarinya, bertambahlah keimanannya dan menjadi kuat aqidahnya.
- Pentingnya menanamkan aqidah yang shahihah ( benar ) kepada anak- anak.
- Maksud belajar iman sebelum Al Quran, yakni para shahabat mempelajari perkara keimanan sebelum memperbanyak kuantitas hafalan Al Qur’an mereka.
Rujukan :
***
Ditulis Oleh : Satrio Wibowo ( Alumni Ma’had ‘Aly Makkah )
Dimurajaah Oleh : Ustadz Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I ( Mudir Ma’had ‘Aly Makkah )
