Beautiful colorful illuminated lamp in the garden in misty night. Retro style lantern at night outdoor. Selective focus

Oleh : Asril

Khutbah Pertama

الحمد لله الذي خلق الإنسان في أحسن تقويم، أشهد أن لا إله إلا الله العظيم الكريم، و أشهد أن محمدا عبده و رسوله الذي كني بأبي القاسم، اللهم صل و سلم و بارك على سيدنا محمد و على آله و أصحابه أجمعين، أما بعد

فيآ أيهاا الحضرون، اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون، و قال أيضا : اتقوا الله و لتنظر نفس ما قدمت لغد و اتقوا الله إن الله خبير بما تعملون

فقال نبينا صلى الله عليه و سلم : ومن يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا، فعليكم بسنتي الخلفاء الراشدين المهديين، تمسكوا بها و عضوا عليها با لنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور، فإن كل محدثة بدعة، و كل بدعة ضلالة

Jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Diantara tanda kebaikan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala inginkan untuk seseorang ialah dimana tatkala Allah Ta’ala menyibukan hamba tersebut didalam perkara ketaatan serta mempermudah jalan baginya dalam menempuh sera menapaki jalan tersebut. Oleh karenanya sungguh merupakan sebuah kebaikan juga bagi seseorang tatkala Allah Ta’ala menjadikan baginya kesungkaran dan kesulitan tatkala ia hendak melakukan sebuah keburukan serta maksiat, tidak berhenti sampai pada tahap ini saja, bahkan tidak sedikit dari hamba tersebut yang mana Allah palingkan ia dari hal-hal yang buruk kedalam perkara-perkara kebaikan dan taqwa.

Oleh karenanya ada sebuah kisah nyata yang membuktikan kepada kita semua akan perkara tersebut sekalian sebagai inspiratif bagi kita semua, yang mana diketahui kisah ini diangkat dan disampaikan dalam sebuah kajian akbar syaikh, singkat cerita bahwasannya dikisahkan dahulu ada seorang thalib atau murid yang berguru pada seorang imam dan ulama besar atau masyhurnya dikenal dan dipanggil dengan sebutan syaikh, jauh sebelum masuk kedalam inti dari cerita murid ini yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala palingkan dia dari keburukan kemudian Allah ganti dengan yang lebih jauh dan bagus balasan bagi sang thalib atau murid tersebut maka kita mundur sedikit dari alur cerita ini.

 Dahulu ada seorang pemuda yang mana beliau ingin sekali bisa bergabung dengan sebuah halaqoh kajian syaikh kibar yang sangat dikenal dan terpandang karena kaya akan ilmu dan manfaatnya, akhirnya pemuda ini pun memberanikan diri datang dan menyampaikan hajatnya tersebut kepada syaikh, lantas syaikh ini berkata untuk si pemuda tersebut apakah anda sudah siap dengan semua syarat untuk menjadi murid saya dan juga konsekuensi yang akan anda terima?, sejenak terdiam dan berfikir kemudian pemuda itu pun bertanya kembali kepada syaikh, kalau boleh saya tau memang apa saja yang menjadi syarat agar saya diterima dan diakui sebegai murid anda syaikh?, singkat kisah maka syaikh itu pun menyebutkan semua syarat yang harus dipatuhinya selama belajar bersama halaqohnya syaikh itu tadi supaya mendapatkan pengakuan dari sang syaikh kalau pemuda tersebut sudah resmi menjadi muridnya sang syaikh.

Jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Singkat kisah akhirnya diterimalah sang pemuda tersebutmenjadi muridnya syaikh tadi, berjalanlah beberapa hari keberadaan sang pemuda tadi yang selalu bersama syaikh dalam situasi dan kondisi apapun dengan harus mematuhi semua syarat yang telah disepakati diawal tadi serta konsekuensi yang nantinya akan dia terima apa bila melanggar, yang mana memang diketahui salah satu syarat yang harus ia patuhi ialah tidak boleh makan terlebih dahulu sebelum syaikhnya makan, dan kisah yang menarik ini pun bermula pada titik ini, yang mana menjadi pemicunya ialah disebabkan karena rasa lapar yang sangat menimpa sang pemuda tadi, maka nafsunya pun terus-menerus bergejolak sampai tidak terbendung dari dalam dirinya hingga bermunculah rasa ingin memenuhi syahwatnya tersebut dengan cara apapun, ini terjadi ketika halaqoh ta’lim pengajian bersama sang syaikh sedang berlangsung akhirnya memutar akal sedemikian rupa namun tidak kian menjumpai ide untuk bisa makan tadi tanpa ketahuan sang syaikh.

 Akhirya sang pemuda ini pun izin kebelakang sebentar dan rasa lapar tersebut semakin bertambah hingga pemuda ini pun nekat memasuki rumah yang mana atap rumah tersebut sangat dekat dan berdampingan dengan masjid yang sedang berlangsung pengajian sang syaikhnya tadi, akhirnya masuklah sang pemuda kedalam rumah tersebut melalui jalur atap yang mana tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, sesampainya dia didalam rumah tersebut sang pemuda pun langsung mencari dapur dari rumah tersebut tapi yang ia dapati ada seorang wanita dikamar, sang pemuda pun serentak kaget tanpa bersuara sembari menahan kuat mulutunya dengan kedua tangannya, dikarenakan dia takut kalau sampai bersuara dan kedengaran oleh  wanita tersebut maka tentu ia akan diteriaki maling atau mau apa-apain wanita tadi, sang pemuda ini pun langsung berpaling dari kamar tersebut dan mencari letak dapur dari rumah yang ia masuk tersebut.

Singkat kisah akhirnya yang ia nanti-nantikan untuk bisa makan terpampang lebar didepan mata walau yang ia jumpai hanya sekedar beberapa potongan terong, dan ketika hendak makan tiba-tiba sang pemuda teringat akan pesan dari sang syaikh terkait sebuah hadits Rosul yang baru beberapa hari ia dengar dan ia dapati dari kajian bersama syaikh tersebut, bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda :

إنك لن تدع شيئا لله عز وجل إلا بدلك الله به ما هو خير لك منه

“ Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberi ganti padamu dengan apa yang lebih baik “.

( HR. Ahmad, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan sanad hadits ini shahih )

Jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ini pun selaras dengan sebuah perkataan yang sangat masyhur dan sering kali kita dengarkan dari beberapa ustadz besar ketika membawakan kisah ini, yang mana diketahui redaksinya adalah :

من ترك شيئا لله عوضه الله خيرا منه

“ barang siapa yang meninggalkan sesuau karena Allah tujuannya, maka Allah Ta’ala akan menggantikan untuknya dengan yang lebih baik “.

Jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Dalam rangka menyambut momentum bulan ramadhan yang didalamnya terkumpul segala bentuk amalan yang mana nantinya akan Allah lipat gandakan pahalanya menjadi kebaikan dan keberkahan yang banyak bagi kita, maka tentu sudah menjadi sebuah motivasi dan cita-cita tersendiri dalam hal apa apa saja untuk menyambut tamu kita yang mulia ini, ada begitu banyak kiat-kiat amalan dan usaha yang harus kita siapkan agar nantinya maksimal dalam menyambut bulan yang mulia ini, akan tetapi disini kami akan menyampaikan dua poin inti saja yang sudah seharusnya kita jaga terus dalam diri kita, diantaranya ;

Yang pertama, Ikhlas didalam beramal

Berbicara tentang ikhlas, maka apakah kita selama ini sudah ikhlas dalam segala praktek ibadah yang kita lakukan ?

Berbicara tentang ikhlas, maka apakah sudah kita introspekasi diri apakah sudah maksimal niat kita ?

Dan berbicara tertang ikhlas, maka apakah kita sudah mengukur sejauh mana kesungguhan kita dalam beramal, ikhlas tidak kita mematuhi semua yang menjadi perintah Allah Ta’ala ?

Jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Jika memang sekiranya belum maksimal, maka mari dari sekarang kita berusaha lebih gigih dan sungguh-sungguh lagi dengan niat dan azam yang kuat, agar sekiranya memang apabila belum maksimal maka setidaknya kita meminimalisir dan sudah berusaha, karena sejatinya sebuah kebiasaan yang baik yang sudah biasa dilakukan itu pada awal-mulanya memang membutuhkan asupan serta dorongan yang kuat agar pembiasaan yang dibangun tadi dapat terlaksana, demikian juga halnya ikhlas.

Sebagaimana yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala firmankan :

و الذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا

“ Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh ( mencari keridhoan ) kami, benar-benar kami akan tunjukan serta tuntun kepada mereka menuju jalan-jalan kami “. ( QS. Al -‘Ankabut : 69 )  

Jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Al – Imam ‘Abdurrahman Bin Nasir As-Sa’di Rahimahullahu Ta’ala dalam kitab tafsirnya ketika menjelaskan maksud yang terkandung dari ayat tersebut ialah;

” و الذين جاهدوا فينا “ dan orang-orang yang berjihad untuk dijalan kami, yaitu mereka yang berhijrah fi sabilillah dan berperang melawan musuh-musuh mereka serta mengorbankan segenap kemampuan mereka dalam rangka mencari keridhaan-Nya,” لنهدينهم سبلنا “ yaitu benar-benar akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami, maksudnya jalan-jalan yang dapat mengantarkan mereka kepada mereka. Hal itu karena mereka adalah orang-orang yang berbuat kebajikan, sedangkan Allah selalu bersama orang-orang yang berbuat kebajikan, memberikan pertolongan, kemenangan, dan hidayah.

Hal ini menunjukan kepada kita, bahwa tatkala ada seorang hamba yang bersungguh-sungguh didalam melakukan suatu amalan karena semata-mata mengharap wajah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan dia tidaklah mengerjakannya hal tersebut kecuali dengan dibangun atas dasar niat yang ikhlas dalam hati serta kesungguhan yang dia tunjukan dari usahanya trsebut kecuali kata Allah Ta’ala akan menunutun, membantu, serta memudahkannya dalam menjalani dan melakukannya.

Jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Adapun persiapan berikutnya yang sudah semestinya kita pupuk dari sekarang guna menyambut tamu yang agung ini ialah;

Yang kedua, Muroqobatullah ( merasa selalu diawasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala  )

Dianatara sifat mulia seorang hamba ialah tatkala ia bisa istiqomah dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam situasi dan kondisi apapun, dia bisa mengontrol hati serta dirinya yang nantinya berbuah pada amalan sholeh dan kebaikan, dan kebaikan serta amal sholeh itulah yang nantinya akan hadir sebagai hujjah dan bukti baginya dihadapan Allah Ta’ala tatkala tegaknya yaumul hisab ( hari perhitungan ) amal manusia tatkala diminta pertanggung jawaban atas semua apa yang ia kerjakan semasa hidupnya didunia, maka suatu kebehagiaan tersendiri bagi mereka yang didatangkan catatan amal mereka dari arah atau sisi yang kanan, serta kecelakaan dan kebinasaanlah bagi mereka yang didatangkan catatan amal mereka dari arah belakang atau sisi yang kiri, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

فأما من أوتي كتابه بيمينه (7)  فسوف يحاسب حسابا يسيرا (8) و ينقلب إلى أهله مسرورا (9) و أما من أوتي كتابه وراء ظهره (10) فسوف يدعو ثبورا (11) و يصلى سعيرا (12) إنه كان في أهله مسرورا (13) إنه ظن أن لن يحور (14) بلى إن ربه كان به بصيرا (15)

“ Adapun orang yang diberi kitabnya dari sebelah kanannya (7) maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah (8) dan dia akan kembali kepada kaumnya ( yang sama-sama beriman ) dengan gembira (9) dan adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang (10) maka dia akan berteriak : “celakalah aku” (11) dan dia akan masuk kedalam api yang menyala-nyala ( neraka ) (12) sesumgguhnya dia dahulu ( di dunia ) bergembira dikalangan kaumnya ( yang sama-sama kafir ) (13) sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali ( kepada Tuhannya ) (14) ( bukan demikian ), yang benar sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya (15) “.

Jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Al-imam ibnu katsir menyebutkan dalam kitab tafsirnya perihal tafsir dari ayat tersebut ialah, “ yaitu perhitungan yang mudah, tiada kesulitan. Dengan kata lain, tidak dilakukan secara detail semua amal perbuatannya, karena sesungguhnya orang yang diperiksa dengan pemeriksaan yang teliti dan ketat pasti akan binasa.

Ibnu Jarir Rahimahullahu beliau mengatakan pula bahwa telah mencertikan kepada kami ibnu waki’ kemudian dari rauh ibnu ‘ubadah, kemudian dari abu amir al-khazzaz, kemudian dari ibnu abu mulaikah, kemudian dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha yang berkata bahwa Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda :

“ Sesungguhnya tiada seorangpun yang dihisab pada hari kiamat melainkan disiksa.”

Lalu aku ( ‘Aisyah ) bertanya, “ bukankah Allah Ta’ala berfirman : “maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah” ( QS. Al-Insyiqoq : 8 ).”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab : “ hal itu hanyalah pemeriksaan biasa, sesungguhnya orang yang diteliti dalam pemeriksaannya, pasti ia disiksa.

Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengisyaratkan dengan jari telunjuknya seakan-akan seperti sedang menotok.

Jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Maka, setelah kita mengetahui akan besarnya rahmat dan ampunan serta pertolongan Allah bagi mereka dari para hamba-Nya yang senantiasa beriman kepada-Nya, apakah masih mau kita menjual kuota waktu kita yang tersisa ? atau bahkan mungkin diantara kita ingin memupuk amalannya di dunia yang amat sangat singkat ini dengan suatu amalan yang sia-sia?

Tentunya jawaban kita semua tidak hadirin, oleh karena itu mari dari sekarang kita berusaha untuk membangun serta memperbaiki lagi hubungan kita dengan Allah, perbanyaklah ibadah sunnah kita, sedekah, infak, membantu orang yang perlu akan bantuan kita, saling mensuport dan memotivasi untuk terus berbuat baik, serta saling memperingti sekiranya ada kemungkaran yang hendak diterjang, karena sesungguhnya Allah memerintahkan akan perilaku tersebut dalam firman-Nya :

و ذكر فإن الذكرى تنفع المؤمنين

“ dan berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu amat sangat bermanfaat bagi orang-orang beriman”. ( QS. Adz-Dzariyat : 55 )

Jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Sebelum mengakhiri khutbah kita ini, maka alangkah indahnya kita mendengar sebuah pesan penting dari seorang Khalifah ‘Umar Bin Khattab, beliau pernah berpesan :

حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا وزنوا أنفسكم قبل أن توزنوا

Artinya : “ hitunglah dirimu sebelum kau dihitung, dan timbanglah dirimu sebelum kamu ditimbang “.

أقول قولي هذا، و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب، فا ستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

                                                                 Khutbah Kedua      

الحمد لله الي أنعمنا بنعمة الإيمان و الإسلام، أشهد أن لا إله إلا الله رب العزة و الجلال، و أشهد أن محمدا عبده و رسوله، و حبيبه و خليله، و صلوات رب وسلامه و بركاته عليه صلى الله عليه و سلم، أما بعد

  Jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Sebelum kita menutup khutbah jum’at pada siang hari ini, kami pribadi mengajak kepada para jama’ah secara umumnya dan terkhusus lagi bagi diri khotib sendiri, mari bersama-sama kita senantiasa menjaga kualitas ibadah dan keimanan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena tidak ada lagi yang lebih mulia dan harga dari diri seorang hamba ketika dia menghadap Allah nanti kecuali dengan membawah bekal yang berpredikatkan iman serta takwa kita kepada-Nya, Allah Ta’ala berfirman :

و تزودوا فإن خير الزاد التقو واتقون يا أولى الألباب

“ Dan berbekalah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal itu adalah takwa, dan bertakwalah  kalian kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal”. ( QS. Al-Baqarah : 179 )

Dan juga dalam ayat lain Allah kembali menegaskan dengan firman-Nya :

إن أكرمكم عند الله أتقاكم

“ Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa”.

( QS. Al-Hujurat : 13 )

إن الله و ملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه و سلموا تسليما

اللهم صل على محمد و على آل محمد كما صليت على إبرهيم و على آل إبراهيم إنك حميد مجيد

اللهم بارك على محمد و على آل محمد كما باركت على إبرهيم و على آل إبراهيم إنك حميد مجيد

اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات، و المؤمنين و المؤمنات، الأحيء منهم و الأموات، إنك سميع قريب مجيب الدعوات

اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك، و يا مصرف القلوب صرف قلوبنا إلى طاعتك

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب

ربنا ظلمنا أنفسنا و إن لم تغفر لنا لنكونن من الخاسرين

ربنا هب لنا من أزواجنا و ذرياتنا قرة أعين و اجعلنا للمتقين إماما

ربنا أفرغ علينا صبرا و ثبت أقدامنا و انصرنا على القوم الكافرين

ربنا آتنا من لدنك رحمة و هيئ لنا من أمرنا رشدا

ربنا آتنا في الدنيا حسنة و في الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

و آخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

ثم أقم الصلاة

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini