Sabtu, Mei 18, 2024

Berwudhu Sebelum Mandi Junub

Dari Aisyah رضي الله عنها,

أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كان إذا اغتسل من الجنابة بدأ فغسل يديه، ثم يَتوضأ كما يتوضأللصلاة، ثم يدخل أصابعه في الماء فيخلل بها أصول شعره، ثم يصب على رأسه ثلاث غرف بيديه، ثم يفيض الماء على جلده كله•

“Bahwa apabila Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mandi junub, mula-mula beliau mencuci kedua tangannya, lalu berwudhu sebagaimana berwudhu untuk shalat, lalu memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menyela-nyela akar-akar rambutnya dengannya, lalu menuangkan pada kepalanya tiga kali cidukan dengan kedua tangannya, lalu mengguyurkan air ke seluruh kulitnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).”( Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no.248 dan Muslim, no.316.)

Diriwayatkan dari Aisyah رضي الله عنها, ia berkata:

 إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الجَنَابَةِ، غَسَلَ يَدَيْهِ، وَتَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلاَةِ، ثُمَّ اغْتَسَلَ

“Jika (Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ) mandi junub, beliau mencuci tangannya lalu berwudhu seperti wudhu untuk shalat. Kemudian beliau mandi.” (HR. Al-Bukhari No. 272; HR. Muslim No. 316)

Al-Hafizh Ibnu Daqiq al-‘Id رضي الله عنه menjelaskan:

“Perkataan Aisyah رضي الله عنها ‘Seperti wudhu untuk shalat,’ menunjukkan sunnahnya mendahulukan membasuh anggota wudhu sebelum mandi junub, dan tak diragukan sama sekali tentang hal itu.” (Ihkamul Ahkam Syarh Umdatul Ahkam, 1/92)

Imam al-Bukhari membuat satu bab, yaitu bab: Wudhu sebelum mandi.

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani  رحمه اللهpensyarh kitab Shahih al-Bukhari memberikan keterangan pada bab tersebut, “Maksudnya, sunnahnya berwudhu sebelum mandi.” (Fathul Bari, Ibnu Hajar al-‘Asqalani, 1/429)

Diriwayatkan pula dari Maimunah رضي الله عنها, ia berkata:

أَدْنَيْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غُسْلَهُ مِنْ الْجَنَابَةِ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ ثُمَّ أَفْرَغَ بِهِ عَلَى فَرْجِهِ وَغَسَلَهُ بِشِمَالِهِ ثُمَّ ضَرَبَ بِشِمَالِهِ الْأَرْضَ فَدَلَكَهَا دَلْكًا شَدِيدًا ثُمَّ تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ مِلْءَ كَفِّهِ ثُمَّ غَسَلَ سَائِرَ جَسَدِهِ ثُمَّ تَنَحَّى عَنْ مَقَامِهِ ذَلِكَ فَغَسَلَ رِجْلَيْهِ

“Aku pernah membawa air mandi kepada Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ karena junub. Lalu beliau membasuh dua telapak tangan sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian beliau memasukkan tangan ke dalam wadah berisi air, lalu menyiramkan air tersebut ke atas kemaluan serta membasuhnya dengan tangan kiri. Setelah itu, beliau menggosokkan tangan kiri ke tanah dengan pijatan yang kuat, lalu berwudhu sebagaimana yang biasa dilakukan untuk mendirikan shalat. Kemudian beliau menuangkan air yang diciduk dengan dua telapak tangan ke kepala sebanyak tiga kali sepenuh telapak tangan. Lalu beliau membasuh seluruh tubuh, lalu beralih dari tempat tersebut dan membasuh kedua kaki.” ( Bukhari No. 274; Muslim No. 317)

Tak hanya sebelum mandi junub, orang yang sedang junub juga disunnahkan untuk wudhu sebelum melakukan aktivitas lain seperti makan, minum, tidur, atau bahkan jika ingin mengulang jimak, ia disunnahkan untuk wudhu terlebih dahulu.

Syaikh Ibnu Taimiyah رحمه الله dalam Majmu’ al-Fatawa, 21/343, menjelaskan,

الْجُنُبُ يُسْتَحَبُّ لَهُ الْوُضُوءُ إذَا أَرَادَ أَنْ يَأْكُلَ أَوْ يَشْرَبَ أَوْ يَنَامَ أَوْ يُعَاوِدَ الْوَطْءَ

“Dalam kondisi junub, seseorang dianjurkan untuk wudhu jika hendak makan, minum, tidur, atau menyetubuhi pasangannya kembali.”

Dalam penjelasan lanjutannya, beliau berpendapat, khusus untuk tidur,  beliau memakruhkan seseorang untuk tidur dalam kondisi junub sementara ia belum wudhu.

Berdasarkan hadits shahih riwayat Imam al-Bukhari No. 287,

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ، سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَرْقُدُ أَحَدُنَا وَهُوَ جُنُبٌ؟ قَالَ: «نَعَمْ إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ، فَلْيَرْقُدْ وَهُوَ جُنُبٌ»

“Dari Ibnu Umar, bahwasanya Umar bin al-Khattab bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, ‘Apakah boleh salah seorang dari kami tidur dalam keadaan junub?’ beliau bersabda, ‘Ya, jika salah seorang dari kalian telah berwudhu, silakan tidur dalam keadaan junub.’”

Sebagaimana disebutkan dalam Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyah (31/214), jumhur ulama sepakat bahwa wudhu sebelum mandi junub itu hukumnya sunnah. Wudhu seperti wudhu yang dilakukan ketika hendak shalat.

***

Ustadz Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I

( Mudir Ma’had Aly Makkah Boyolali )

Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I
Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I
Ustadz Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I, Beliau adalah Mudir Ma'had 'Aly Makkah Boyolali. Beliau termasuk alumni Ma’had ‘Aly Imam Syafi’i (MAIS) Cilacap dan Alumni S-2, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Saat ini beliau sedang menyelesaikan S-3 di Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

800FansSuka
927PengikutMengikuti
10PengikutMengikuti
500PelangganBerlangganan

Latest Articles