Minggu, Mei 19, 2024

Tata Cara Memotong Kumis Yang Benar

Dalam hal ini, seorang muslim diberikan kelonggaran dalam mencukur kumis, antara mencukur tipis bagian ujung kumisnya sehingga tidak menutupi bagian bibir atasnya dan ini adalah madzhab jumhur dari kalangan Hanafiyyah dan Malikiyyah dan Syafi’iyyah (Fathul Qadir, Ibnu Humam 3/34), (Hasyiyah Ibnu ‘Abidin 2/550), (Al Bayan Wat Tahshil, Ibnu Rasyid 9/373) ,(Hasyiah Al ‘Adawi 2/578), (Al Majmu’, An Nawawi 1/287) atau mencukur tipis seluruh kumisnya. (an nihayah, ibnul atsir 1/410) dan ini merupakan pendapat dari madzhab Hanbali (Al Inshaf, Al Mardawi 1/96), Kasysyaf Al Qana’, Al Buhuti 1/198)

Dalil tentang mencukur sebagian kumis :

عن زيدِ بنِ أرقمَ رَضِيَ اللهُ عنه، قال: قال رسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: ((مَن لم يأخُذْ مِن شارِبِه، فليس منَّا)).

Dari Zaid bin Arqam radhiyaallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda: Barang siapa tidak memotong sebagian kumisnya, dia tidak termasuk golongan kami, (Sunan At-Turmudzi, kitab Al-Adab (2761), Sunan An-Nasai, kitab Ath-Thaharah (13) dan kitab Az-Zinah (5047)).

لم يأخذ مِن الشَّارِبِ

Maksudnya adalah memotong sebagian, bukan semuanya. (Al Hidayah: Al mirginani 1/162)

Dalil tentang menipiskan kumis:

عن ابنِ عُمرَ رَضِيَ اللهُ عنهما أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم قال: ((أحْفُوا الشَّوارِبَ((. رواه البخاري (5892)، ومسلم (259).

عن ابنِ عُمرَ رَضِيَ اللهُ عنهما أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم قال: ((أنهِكوا الشَّوارِبَ رواه البخاري (5893).

عن أبي هُرَيرةَ رَضِيَ اللهُ عنه أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم قال: ((جزُّوا الشَّوارِبَ رواه مسلم (260)

Makna أحْفُوا, أنهِكوا, جزُّوا merupakatan kata yang menunjukkan sangat tipis dalam mencukur. (An Nihayah, Ibnu Atsir 1/410)

Telah disebutkan dalam Fatawa Lajnah Daimah yang waktu itu diketuai Syeikh Ibnu Baz Rahimahullah:

 (لا يجوز ترْكُ طرَفَيِ الشَّارِبِ، بل يَقصُّ الشُّاربَ كلَّه، أو يُحفِيه كلَّه؛ عملًا بالسُّنة) ((فتاوى اللَّجنة الدَّائمة- المجموعة الأولى)) (5/131).

Tidak diperbolehkan membiarkan kedua ujung kumisnya, bahkan hendaknya mencukur pendek seluruh kumisnya, atau mencukur sangat tipis seluruh kumisnya, sebagai bentuk mengamalkan Sunnah (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah-Al Majmu’ah  Al ‘Ula 5/131)

Berkata Ath Thabari Rahimahullah:

قال الطبريُّ: (دلَّت السُّنة على الأمرينِ، ولا تعارض؛ فإنَّ القَصَّ يدلُّ على أخْذِ البَعضِ، والإحفاءَ يدلُّ على أخذ الكلِّ، وكلاهما ثابت، فيتخيَّر فيما شاء). ينظر: ((فتح الباري)) (10/347).

“As Sunnah telah menunjukkan dua perkara dan tidak saling bertentangan.  Maka al qashshu menunjukkan mencukur sebagian kumis dan al ihfa’ mencukur sangat tipis (pada seluruh bagian kumis), dan keduannya telah shahih, sehingga boleh memilih antara keduanya”. (lihat: Fathul Qadir 10/347)

Dan adapun Syekh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata:

وأمَّا ابنُ عثيمين فقال: (الأفضَلُ قصُّ الشَّارب كما جاءت به السُّنة، إمَّا حفًّا بأن يقُصَّ أطرافَه ممَّا يلي الشَّفَة حتَّى تبدوَ، وإمَّا إحفاءً بحيثُ يقصُّ جميعَه حتى يفيَه، وأمَّا حَلقُه فليس مِنَ السُّنَّة). ((مجموع فتاوى ورسائل العثيمين)) (11/128).

“ Yang afdhal dalam mencukur kumis sebagaimana disebutkan dalam hadits, bisa dengan mencukur tipis bagian tepi kumis di atas bibir, sehingga bibir menjadi nampak, atau bisa dengan mencukur tipis seluruh kumisnya hingga merata. Adapun mencukur habis hingga gundul maka bukanlah termasuk Sunnah”. (Majmu’ fatawa dan rasaiil al utsaimin 11/128)

###

Ustadz Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I

( Mudir Ma’had Aly Makkah Boyolali )

Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I
Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I
Ustadz Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I, Beliau adalah Mudir Ma'had 'Aly Makkah Boyolali. Beliau termasuk alumni Ma’had ‘Aly Imam Syafi’i (MAIS) Cilacap dan Alumni S-2, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Saat ini beliau sedang menyelesaikan S-3 di Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

800FansSuka
927PengikutMengikuti
10PengikutMengikuti
500PelangganBerlangganan

Latest Articles