Apabila air tesebut banyak lagi melimpah kemudian terkena najis, maka status air tersebut tetap suci kecuali apabila ada perubahan pada salah satu dari sifat air tersebut (bau, rasa, warna). Hal ini berdasarkan ijma’ para ulama’.
Berkata Ibnu Jarir At Tabari Rahimahullah
(2/736) ((تهذيب الآثار- مسند ابن عباس)) (وهم … مُجمِعونَ على البطيحةِ [المكان المتَّسع يمرُّ به السيل]، والبَحر أنَّه لو وقعتْ فيهما نجاسةٌ، قلَّتْ أو كثُرت، أنَّهما لا ينجُسانِ)
“ dan mereka (para ulama’) bersepakat bahwa al bathihah (sungai) dan laut seandainya terkena najis sedikit maupun banyak maka tidak merubah status keduanya menjadi najis”. (tadzhib al atsar- musnad ibnu ‘abbas 2/736)
Berkata Ibnul Mundzir Rahimahullah:
(2/736) ((الإجماع)) (أجمعوا على أنَّ الماءَ الكثيرَ مِنَ النِّيل والبَحرِ، ونحو ذلك إذا وقعت فيه نجاسةٌ، فلم تغيِّرْ له لونًا ولا طعمًا ولا ريحًا؛ أنه بحاله، ويُتطهَّرُ منه)
“Para ulama’ telah ber-ijma’ bahwa sesungguhnya air banyak dari sungai dan laut dan sejenisnya, apabila terkena najis kemudian tidak merubah warna, rasa maupun baunya maka ststusnya tetap di atas keadaannya (suci) dan bisa bersuci dengannya”. (al Ijma’: 35)
Berkata Ibnu Hazm Rahimahullah:
(ص: 17) ((مراتب الإجماع)) (واتَّفقوا أنَّ الماءَ الرَّاكِدَ إذا كان من الكَثرةِ بحيث إذا حُرِّك وسَطه لم يتحرَّك طرَفاه ولا شيءٌ منهما؛ فإنَّه لا ينجِّسُه شيء إلَّا ما غيَّر لونَه، أو طَعمَه، أو رائحَتَه)
“para ulama telah bersepakat bahwa sesungguhnya air yang diam apabila banyak jumlahnya, dalam artian apabila terjadi pergerakan di bagian tengahnya tidak menjadika bergerak bagian tepiannya, maka airtersebut tidak bis adipengaruhi oleh najis, kecuali apabila merubah warna, rasa atau baunya”. (Maratibul Ijma’” 17)
Berkata Ibnu Rusyd Rahimahullah:
(1/23) ((بداية المجتهد)) (اتَّفقوا على أنَّ الماءَ الكثيرَ المُستبحِرَ لا تضرُّه النجاسةُ التي لم تغيِّرْ أحدَ أوصافِه)
“para ulama bersepakat bahwa sesungguhnya air yang banyak lagi melimpah, tidak akan terpengaruh (status kesuciannya) oleh najis selama tidak mengubah salah satu dari sifatnya (bau, rasa, warna). (Bidayatul Mujtahid 1/23)
***
Ustadz Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I
( Mudir Ma’had Aly Makkah Boyolali )