- Berwudhu adalah sebagian dari tanda keimanan, sebagaimana sabda hadits: Rasulullah Shallaallahu ‘alahi wa sallam:
عن أبي مالكٍ الأشعريِّ رَضِيَ اللهُ عنه قال: قال رسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: ((الطُّهور شَطرُ الإيمان )) رواه مسلم (223).
Dari Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Bersuci sebagian dari iman, (Muslim: 223)
2. Berwudhu menggugurkan dari dosa-dosa (kecil)
عن عثمانَ بن عفَّان رَضِيَ اللهُ عنه: أنَّه قال- بعد وصفه لوُضوء النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم بفعله-: ((إنِّي رأيتُ رسولَ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم توضَّأَ مِثلَ وُضوئي هذا، ثمَّ قال: مَن توضَّأ هكذا، غُفِر له ما تقدَّم مِن ذَنبِه رواه مسلم (229).
Dari Utsman Bin Affan Radhiyaallahu ‘anhu sesungguhnya beliau berkata setelah mempraktekkan wudhu Nabi Shallaallahu ‘alahi wa sallam, sesungguhnya aku melihat Rasulullah Shallaallahu ‘alahi wa sallam berwudhu seperti tata cara wudhuku ini, kemudian beliau bersabda: barangsiapa yang berwudhu seperti ini maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muslim: 229)
عن عثمانَ بن عفَّان رَضِيَ اللهُ عنه قال: قال رسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: ((مَن توضَّأ فأحسَنَ الوضوءَ، خرجتْ خطاياه من جَسَدِه، حتَّى تخرُجَ من تحت أظفارِه رواه مسلم (245)(3) .
Dari Utsman Bin Affan Radhiyaallahu ‘anhu berkata: sesungguhnya rasulullah Shallaallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “ barangsiapa yang berwudhu dan memperbagus wudhunya, keluar dari jasadnya dosa-dosanya sampai keluar di bawah jari-jemarinya”. (Muslim: 245)
3. Menjaga wudhu diantara tanda orang beriman
عن ثوبانَ رَضِيَ اللهُ عنه قال: قال رسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: ((استقيموا ولن تُحصُوا، واعلموا أنَّ خيرَ أعمالِكم الصَّلاة، ولا يحافِظُ على الوضوءِ إلَّا مؤمِنٌ )) (4) . رواه ابن ماجه (277)، وأحمد (5/276) (22432)، والدارمي (655)، وابن حبان (3/311) (1037). صحَّح إسنادَه المُنذِريُّ في ((الترغيب والترهيب)) (1/130)،
Dari tsauban radhiyaallahu ‘anhu berkata: rasulullah Shaallaallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Istiqomahlah dan kalian tidaklah akan mampu (untuk istiqomah dalam semua ketaatan dengan sebenar-benar istiqomah), dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat, dan tidaklah menjaga wudhukecuali seoarang mukmin” (Ibnu Majah 277)
4. Wudhu menjadi tanda orang beriman pada hari kiamat
عن أبي هُرَيرةَ رَضِيَ اللهُ عنه قال: سمعتُ رسولَ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يقول )):إنَّ أمَّتي يُدعَون يوم القيامة غُرًّا محجَّلين من آثارِ الوُضوءِ(( ) . رواه البخاري (136)، ومسلم (246).
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya ummatku akan datang pada hari kiamat dalam keadaan bersinar wajah dan anggota wudhu`nya dari bekas wudhu`”. (Bukhari: 136) dan (Muslim: 246)
5. Wudhu merupakan sebab seorang hamba masuk surga dan berhias dengan perhiasan surga
عن عُقبةَ بن عامر رَضِيَ اللهُ عنه قال)) كانت علينا رِعايةُ الإبل، فجاءتْ نوبتي، فروَّحتُها بعشيٍّ، فأدركتُ رسولَ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم قائمًا يُحدِّث النَّاسَ، فأدركتُ مِن قَولِه: ما من مسلمٍ يتوضَّأ فيُحسِنُ وضوءَه، ثم يقومُ فيصلِّي ركعتين، مقبلٌ عليهما بقَلبِه ووجهِه، إلَّا وجبتْ له الجنَّة قَالَ فَقُلْتُ مَا أَجْوَدَ هَذِهِ فَإِذَا قَائِلٌ بَيْنَ يَدَيَّ يَقُولُ الَّتِي قَبْلَهَا أَجْوَدُ فَنَظَرْتُ فَإِذَا عُمَرُ قَالَ إِنِّي قَدْ رَأَيْتُكَ جِئْتَ آنِفًا قَالَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ رواه مسلم (234).
Dari [Uqbah bin Amir] dia berkata, “Dahulu kami menggembala unta, lalu datanglah malam, maka aku mengistirahatkannya dengan memberikan makan malam. Lalu aku mendapati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri berbicara kepada manusia. Dan dari sebagian sabdanya yang aku dengar adalah: ‘Tidaklah seorang muslim berwudlu lalu menyempurnakan wudlunya, kemudian mendirikan shalat dua rakaat dengan menghadapkan hati dan wajahnya, kecuali surga wajib diberikan kepadanya.” Uqbah berkata, ‘Maka aku berkata, ‘Alangkah baiknya ini, ‘ tiba-tiba seorang pembicara di depanku berkata, ‘Yang sebelumnya adalah lebih bagus’. Saat aku lihat, ternyata dia adalah [Umar].’ Uqbah lalu berkata, ‘Sesungguhnya aku telah melihatmu datang barusan.” Umar lalu menyebutkan, “Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudlu, lalu menyampaikan wudlunya atau menyempurnakan wudlunya kemudian dia bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya melainkan pintu surga yang delapan akan dibukakan untuknya. Dia masuk dari pintu manapun yang dia kehendaki’.” Uqbah berkata, ‘Maka aku berkata, ‘Alangkah baiknya ini, ‘ tiba-tiba seorang pembicara di depanku berkata, ‘Yang sebelumnya adalah lebih bagus’. Saat aku lihat, ternyata dia adalah [Umar].’ Uqbah lalu berkata, ‘Sesungguhnya aku telah melihatmu datang barusan.” Umar lalu menyebutkan, “Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudlu, lalu menyampaikan wudlunya atau menyempurnakan wudlunya kemudian dia bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya melainkan pintu surga yang delapan akan dibukakan untuknya. Dia masuk dari pintu manapun yang dia kehendaki’.” (Muslim: 234)
عن أبي هُرَيرةَ قال: سمعتُ خليلي صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يقول )):تَبلُغ الحِليةُ من المؤمِن حيث يبلُغ الوضوءُ (( رواه مسلم (250).
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar kekasihku shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Perhiasan seorang mukmin adalah sejauh mana air wudhunya membasuh.” (Muslim: 250)
***
Ustadz Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I
( Mudir Ma’had Aly Makkah Boyolali )
