Rasulullah Shallaallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits:
عن أنسِ بنِ مالكٍ رَضِيَ اللهُ عنه قال: ((وُقِّتَ لنا في قصِّ الشَّارِبِ، وتقليمِ الأظفارِ، ونتْفِ الإبْط، وحَلْقِ العانةِ: أنْ لا تُترَكَ أكثرَ مِن أربعينَ )) رواه مسلم (258).
Dari Anas bin Malik Radiyallahu ‘anhu berkata: ”Rasulullah shallallohu ‘alaihi Wasallam telah menetapkan waktu untuk mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu yang tumbuh disekitar kemaluan. Bahwasannya kalian tidak boleh meninggalkannya lebih dari 40 malam”.(Muslim 258)
Dalam hal ini, para ulama’ berbeda pendapat,
Pendapat pertama mengatakan hukumnya makruh, ini merupakan madzhab Asy Syafi’iyyah (Raudhatut Thalibin, An Nawawi 3/234), dan Hanabilah (Al Furu’, Ibnu Muflih 1/153), (Asy Syarh Al Kabir, Ibnu Qudamah 1/105).
Pendapat kedua mengatakan hukumnya haram, ini merupakan madzhab Al Hanafiyyah
Berkata Ibnu ‘Abidin Rahimahullah:
قال ابنُ عابدين: (وكُرِه تَرْكُه تحريمًا… ولا عُذرَ فيما وراءَ الأربعينَ، ويستحقُّ الوعيدَ). ((حاشية ابن عابدين)) (6/407)، وينظر: ((الفتاوى الهندية)) (5/357).
“Dan dimakruhkan meninggalkannya (rambut kemaluan, rambut ketiak, kumis dan kuku) dengan makruh yang haram… dan tidak ada udzur lebih dari empat puluh (hari), dan berhak mendapat ancaman” (Hasyiyah Ibni ‘Abidin 6/407).
Berkata Asy Syaukani Rahimahullah:
قال الشوكاني: (قلت: بل المختارُ أنَّه يُضبَطُ بالأربعينَ التي ضبَطَ بها رسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، فلا يجوزُ تجاوُزُها) ((نيل الأوطار)) (1/143).
“Bahkan pendapat yang terpilih, bahwa sesungguhnya dibatasi empat puluh hari yang telah ditetapkan oleh Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak boleh melebihinya”. (Nail Al Authar 1/143)
###
Ustadz Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I
( Mudir Ma’had Aly Makkah Boyolali )