- Hukum meninggalkan puasa Ramadhan karena mengingkari kewajibannya
Barangsiapa meninggalkan puasa Ramadhan karena mengingkari kewajibannya maka dia terjatuh pada kekafiran, kecuali apabila dia baru masuk Islam atau tinggal di daerah terpencil dari kaum muslimin yang ada kemungkinan belum mengetahui tentang wajibnya puasa Ramadhan.
Berkata Al-Kisani Rahimahullah:
قال الكاسانيُّ: (وأمَّا الإجماع، فإنَّ الأمَّةَ أجمعت على فرضِيَّةِ شَهرِ رَمَضان، لا يجحَدُها إلَّا كافِرٌ). ((بدائع الصنائع)) (2/75).
“dan adapun ijma; maka sesungguhnya para ulama’ telah ber-ijma’ mengenai fardhunya puasa di bulan Ramadhan, tidak dia mengingkari kewajibannya (kewajibannya) kecuali dia kafir”. (Badai’i Ash-Shana’I 2/75)
2. Hukum Meninggalkan Puasa Ramadhan Karena Malas
Barangsiapa yang menunggalkan satu hari saja puasa di bulan Ramadhan dengan sengaja karena malas, maka dia telah mengerjakan dosa besar, serta wajib atas dirinya meng-qadhanya. Ini merupakan pendapat seluruh imam madzhab yang empat, Hanafiyyah (Tabyin Al Haqaiq, Az Zila’i: 1/327), Al Malikiyyah (Al-Kafi, Ibnu Abdil Barr: 1/335) Dan (Syarh Mukhtashar Khalil,Al Khurasyi: 2/250), Asy Syafi’iyyah (Al-Majmu’, An Nawawi: 6/328) Dan (Fath Al ‘Aziz, Ar-Rafi’i: 6/461) Dan Hanabilah (Kasysyaf Al Qana’, Al-Buhuti: 2/309) Dan (Al-Mughni, Ibnu Qudamah: 3/130).
Berkata Ibnu Abdil Barr Rahimahullah:
قال ابنُ عبد البر: (وأجمعت الأمَّةُ ونقلت الكافَّةُ فيمن لم يَصُمْ رَمَضانَ عامدًا وهو مؤمِنٌ بفَرضِه، وإنَّما تركه أشَرًا وبطرًا، تعمَّدَ ذلك ثم تابَ عنه- أنَّ عليه قضاءَه) ((الاستذكار)) لابن عبد البر (1/ 77).
“dan telah ber-ijma’ dan semuanya menuqil bahwa barangsiapa yang tidak berpuasa Ramadhan secara sengaja namun dia beriman dengan kefardhuannya karena sombong dan angkuh sengaja melakukan hal itu, kemudian dia bertaubat, maka wajib atasnya meng-qadha.(Al-Istidzkar, Ibnu Abdil Barr: 1/77)
Berkata Ibnu Qudamah Rahimahullah:
قال ابنُ قدامة: (أنَّه متى أفطَرَ بشيءٍ مِن ذلك فعليه القَضاءُ، لا نعلَمُ في ذلك خلافًا) ((المغني)) لابن قدامة (3/ 130).
“ Barangsiapa yang berbuka puasa (dari puasa bulan Ramadhan) maka wajib atasnya qadha, kami tidak mengetahui adanya khilaf dalam hal ini”. (Al-Mughni, Ibnu Qudamah: 3/130)
Berkata Al-Qurthubi Rahimahullah:
قال القرطبي: (وأيضًا فقد اتَّفقْنا أنَّه لو ترك يَومًا مِن رمضانَ متعمِّدًا بغيرِ عُذرٍ؛ لوجَبَ قضاؤُه فكذلك الصَّلاةُ.) ((تفسير القرطبي)) (11/ 178).
“dan juga kita telah bersepakat bahwa barangsiapa yang menunggalkan satu hari puasa Ramadhan secara sengaja tanpa udzur, maka wajib meng-qadhanya, begitu pula shalat”. (Tafsir Al-Qurthubi: 11/178)
***
Ustadz Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I
( Mudir Ma’had Aly Makkah Boyolali )