Oleh : Ahmad Baihaqi Al Fatihah

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

قال الله تعالى

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً ۝ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم

فَإِنَّ أَصْدَقَ اْلحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ اْلهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ﷺ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةُ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِيْ النَّارِ

Jama’ah Jum’at Rahimani Warahimakumullah

            Wajib bagi setiap muslim merasa takut atas keselamatan agamanya, melebihi rasa takut atas keselamatan dirinya dan hartanya. Takut atas keselamatan agamanya dari fitnah dan syubhat-syubhat demikian juga halnya fitnah syahwat, sebagaimana sabda Rasulullah :

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

“Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” [HR. Muslim]

Jama’ah Jum’at Rahimani Warohimakumullah

            Apabila seseorang masih berada dikehidupan dunia maka sesungguhnya dia masih beresiko terkena fitnah dan beresiko murtad atau kembali kafir setelah sekian lama islam, bahkan juga tidak menutup kemungkinan ada sebagian orang lagi murtad tatkala sudah jelas kebenaran dalil atau hujjah yang datang kepadanya, sehingga dia pun rela menjadikan agama yang mulia ini layaknya sebagai bahan mainan, sebagian orang lagi ada yang dimana mereka rela mempermainkan dan menjadikan agama islam ini sebagai bahan lelucon dengan berbagai macam perbuatan-perbuatan yang mana tidak ada kaitannya sama sekali dengan tuntunan islam, bahkan hal yang merka kaitkan itu justru sebaliknya dilarang dan sama sekali tidak diperbolehkan dalam ajaran islam yang mulia ini, serta tidak sedikit pula sebagian dari mereka yang setelah murtad dari islam menjadi pilar dan tokoh-tokoh besar yang memporak-porandakan islam serta ada diantaranya juga yang menjadi figur atau peran besar dalam menjatuhkan dan mengolok-mengolok agama islam itu sendiri. Karena itulah salah satu kekasih Allah yaitu Nabi Ibrahim berdo’a kepada Allah dengan berkata:

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ (35) رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ

” dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.(35) Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia……(36) [Q.S. Ibrahim: 35-36] “

Oleh karenanya tidak asing ditelinga sebagian diantara kita terkait sebuah wasiat agung, yang mana wasiat agung ini sering kali akan kita dengar disetiap pekannya malaui mimbar-mimbar da’wah dan terkadang pula wasiat yang agung ini dapat kita jumpai melalui ceramah-ceramah sebuah pesan sekaligus anjuran dari Nabi kita muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam untuk ummatnya yang mulia melalui sebua haditsnya yang mulia, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

ومن يعيش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين تمسكوا وعضوا عليها با لنوجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة

” dan barang siapa yang hidup setelah sepeninggalku maka dia akan mendapati begitu banyak perbedaan dihadapanya, maka kewajiban bagi kalian ialah berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah yang datngnya dari khulafa Ar Rasyidin yang mendapat peunjuk, dan gigitlah serta pegang dengan kuat sunnah tersebut meskipun dengan kedua gigi geraham kalian, dan hendaknya bagi kalian menjauhi segala perkara baru dalam agama ini, karena setiap perkara atau contoh baru dalam agama yang tidak ada contoh sebelumya dari kami itu adalah bid’ah.”

            Tidak hanya berdo’a akan tetapi tentunya setelah itu harus dibarangi juga dengan ikhtiyar ( usaha ) yang sungguh-sungguh serta tawakkal kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. hal itu sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi kita Ibrahim ‘Alaihissalam, sehingga beliau pun berani menghancurkan berhala-berhala orang kafir tersebut, dan hal yang demikian tentu tidak hanya mengandalkan terhadap keberanian diri sendiri dan kedua tanganya saja, akan tetapi hal tersebut karena berdasarkan dengan dorongan iman dalam hati serta pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mempermudah jalan bagi hambanya yang memperjuangkan agama-Nya tersebut, demikianlah perjuangan para Anbiya dalam menegakan kalimat tauhid dimuka bumi ini, dengan tujuan serta harapan yang besar agar umat-umat yang datang setelah sepeninggal mereka dapat menikmati manisnya beragama diatas tauhid yang benar dan lurus ini. Dan yang perlu kita ketahui bersama pendengar yang budiman itu adalah bagaimana mereka memulai proses dalam menda’wakan agama ini, yang mana tentu dalam hal mengemban amanah untuk menyebarkan agama ini pada awal-awalnya tentunya bukanlah suatu hal yang mudah hadirin, diantara mereka mendapati berbagai macam ujian,rintangan, serta cobaan yang mana bahkan ada yang sampai mempertaruhkan nyawanya sendiri, hal itu pula sebagaimana yang didapati oleh Nabi kita ibrahim ‘Alaihissalam yang dimana setelah beliau berhasil menghancurkan berhala-berhala orang kafir tersebut beliau pun mendapatkan hujatan dan berbagai macam ujian, yang mana puncak dari itu semua adalah beliau diseret dan dibakar dengan api, hal tersebut sebagaimana yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala abdikan dalam firman-Nya :

قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ

Artinya: Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!”. ( Q.S. Al – Anbiya : 69 )

sehingga beliau disiksa karena hal itu, beliau dilemparkan kedalam api. Akan tetapi Nabi Ibrahim melakukan hal itu bukan tanpa sebab tetapi beliau melakukan hal itu di karenakan ketika beliau berdakwah beliau melihat banyak sekali orang yang memiliki akal dan pikiran, tetapi mereka tidak memanfaatkanya sehingga mereka tidak bisa mencegah mereka dari menyembah selain Allah. Ketika beliau melihat banyaknya orang yang terjerumus dan terfitnah dengan penyembahan kepada selain Allah, beliau merasa khawatir atas keselamatan agama dan dirinya, sehingga beliau berdo’a kepada Allah agar meneguhkan agama islam di dalam dirinya dan supaya beliau tidak terjerumus kedalam kesyirikan sebagaima mereka terjerumus kedalamnya, karena seseorang seperti mereka merupakan seseorang yang tidak selamat dari fitnah.

            Bukan hanya Nabi ibrahim, bahkan Nabi Muhammad pun takut atas keselamatan agamanya, padahal Rasulullah merupakan manusia paling sempurna imannya dan tauhidnya, sehingga Nabi berdo’a kepada Allah dengan berkata:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

            Dua orang kekasih Allah, Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim mereka berdua masih takut atas keselamatan agamanya. Maka patut bagi kita, seorang hamba Allah yang biasa untuk merasa lebih takut atas keselamatan agama kita, melebehi rasa takut kedua kekasih Allah.

Jama’ah Jum’at Rahimani Warahimakumullah

         Terlebih lagi bagi seseorang yang mana memang diketahui dalam hal pengetahuan akan ilmu agamanya itu sangatlah minim dan mudah terombang-ambing kesana-kemari dalam mencari agama dan cara pandang yang benar sesuai yang Allah dan Rosul-Nya Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ajarkan dalam nash Al Qur’an maupun Hadits, maka hendaknya bagi dia hendaknya untuk sangat dan lebih berhati-hati dalam mencari kebenaran tersebut. Karena bisa jadi orang yang miskin akan ilmu pengetahuan ia bertindak karena mengikuti tindakan orang yang ia anggap benar dan hal tersebut bisa menjatuhkan seseorang dalam perkara ini tanpa di sadarinya. Maka hendaknya bagi seorang muslim untuk bersemangat dalam mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat terutama ilmu akidah sehingga ia memahami akidah yang benar sebagai peganganya dan mengerti pembatal-pembatal akidah dan perusak-perusak aqidah sehingga dia bisa menghindarinya dan tidak terjerumus ke dalamnya.


اَقُوْلُ قَوْلِي هذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْم لِي وَلَكُمْ, اِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

Khutbah kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

 Jama’ah jum’at Rahimani Warahimakumullah

            Kita sekarang berada di zaman yang penuh dengan fitnah, banyak syubhat yang sesat dan menyesatkan, banyak da’i yang buruk dan memburukan, dan hal itu semua terpampang di depan mata kita. Maka hendaknya kita perhatikan keselamatan agama kita, kita perkuat tauhid kita dan kita berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhi kesyirikan. Karena syirik merupakan dosa yang tidak diampuni oleh Allah dan dosa yang menyebabkan terputusnya seluruh amalan baik seorang muslim.

            Oleh karena itu marilah diakhir khutbah ini kita berdoa’a kepada Allah, semoga Allah senantiasa melindungi dan menjaga kita dari beribadah kepada selainya dan semoga Allah meneguhkan agama islam di dalam diri kita.

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ

اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ اْلأَسْقَامِ

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَعِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini