Doa Sebelum Mendatangi Istri

0
96

Didalam Shahihain, dari Ibnu ‘Abbas, sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda: “Jika salah seorang dari kalian ingin mendatangi isterinya (untuk bersetubuh), maka hendaklah ia membaca;

بِاسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّب الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

‘ALLAHUMMA JANNIBNASY SYAITHAANA WA JANNIBISY SYAITHAANA MAA RAZAQTANAA ( Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rezekikan (anak) kepada kami) ‘. Jika dikaruniai anak dari hubungan keduanya maka setan tidak akan dapat mencelakakan anak itu.” ( Muttafaqun ‘alaih )

Jika Allah mentaqdirkan diantara suami istri tersebut seorang anak, Maka sesungguhnya syaithan tidak akan bisa menyesatkan anak tersebut, atau tidak dapat memberikan fitnah terhadap agamanya menjadi kafir.

Makna Secara Umum :

Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersemangat dalam penjagaan, agar syaithan tidak menyesatkan kaum muslimin. Maka sebab itulah , Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuki kita mengenai apa yang dapat menjauhkan syaithan dari menyesatkan anak-anak kita.

Maka dari itu, barangsiapa yang ingin mendatangi istrinya ( berjima’ ) hendaknya ia mengucapkan :

بِاسْمِ اللهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّب الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

‘ALLAHUMMA JANNIBNASY SYAITHAANA WA JANNIBISY SYAITHAANA MAA RAZAQTANAA, (Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rezekikan (anak) kepada kami) ‘.

 Jika dikaruniai anak dari hubungan keduanya maka setan tidak akan dapat mencelakakan anak itu.”

Jika Allah mentaqdirkan diantara suami istri tersebut seorang anak, Maka sesungguhnya syaithan tidak akan bisa menyesatkan anak tersebut atau tidak dapat memberikan fitnah terhadap agamanya kepada kekafiran.

Faidah- Faidah yang diambil dari hadist :

  1. Dianjurkan membaca tasmiyyah ( bacaan : Bismillah ), doa serta menjaga hal itu diseluruh perkara dunia dan agama.
  2. Dianjurkan membaca doa tersebut ketika akan berjima’
  3. Bolehnya berdzikir bagi orang yang berhadast, meski berhadast besar sekalipun, kecuali membaca Al-Quran.
  4. Jika seseorang membaca dzikir ini ketika akan berjima’, kemudian jika Allah Ta’ala mentaqdirkan diantara istrinya seorang anak, maka syaithan tidak akan mampu untuk menguasai / memadharatkan selamanya.
  5. Bentuk kehati-hatian dari gangguan syaithan kepada bani adam, bahwasanya syaithan selalu berusaha untuk menyesatkan dan memfitnah mereka.
  6. Semangat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap bimbingan kepada umatnya.

Disarikan dari : https://www.alukah.net/sharia/0/145683 /

Ditulis oleh : Satrio Wibowo Hafidzahullah

Dimurajaah oleh : Ustadz Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I Hafidzahullah ( Mudir Ma’had ‘Aly Makkah )

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini